Pacaran "Islami"
Awalnya kita
berdua sudah temenan lamaaa...
Dan setelah
itu, secara abstrak kita memberi nama lain hubungan ini, TTM!
Haha,
mungkin iblis tertawa berbahak!!
Aku
sadar....
hubungan
kita sudah terlalu jauh, setelah ku pelajari Islam. Ku putuskan Hubungan tanpa
status ini.
Aku mulai
mengkaji Islam lebih dalam.
Oke, dengan
berat kau menerima keputusan bahwa loe, gue, end!!
Lama, tidak
terdengar kabarmu.
Kemudian kau
datang dengan dirimu yang sudah berubah!
Ya, kau juga
berubah seperti rubah berbulu domba!!
Karena kau
mendekatiku dengan cara lain. Dengan... cara yang lebih “Islami”
Ah kamu..
Kalo
laki-laki kebanyakan, ketika sms pacarnya mereka sebut kata sayang ke cewek
mereka dengan sebutan: Mami, Bunda.. dll
Tapi kamu,
menyebutku dengan sebutan “Umi”
Eh, emangnya
aku Ibumu apa?
Sori gak
mempan!
Lalu, kau
tak menyerah, kau pun bertanya, eh lebih tepatnya pura-pura bertanya tentang
Islam dan lain-lain menyangkut Islam. Supaya lebih deket! ehm
pun, Nanyain:
"udah sholat belum....?" " bangun, saatx Tahajud" dll.
Sory, gak
mempan juga!
Walau,
sedikit membuat pertahananku agak rapuh. Daan, ternyata aku masih menyimpan
rasa itu.
Tapi
lagi-lagi kau tak menyerah. Kau memberikanku sebuah hadiah!!
Sebuah bingkisan
berisikan Al-qur’an.
Duh
Allaaah,, Aku runtuuuuh....
Sialnya kau!
(sory, kusalahkan dirimu)
Menerobos
sistem pertahanan diri ini dengan hadiah!!!
Kau tau
sekali bahwa selain senyuman dan kata-kata puitis “islami”, kau runtuhkan diri
wanita dengan sebuah hadiah. Lalu, udah gitu, pake dalil lagi!
“memberi
hadiah itu sunnah Rasul” ujarmu.
Hei,
Bukankah aku lebih tau itu daripada kamu?
Bahwa
memberi hadiah sunnah, kecuali kalo hadiahnya yang menyangkut jabatan!!
Tapi, kau
lupa (ato masa bodo?) lengkapnya hadits itu bahwa memberikan hadiah dapat
saling menimbulkan rasa cinta??
“Saling
menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”
(HR.
Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam
Irwa`ul Ghalil no. 1601)
Seharusnya
aku yang “berilmu” ini bertanya:
“kenapa dari
sekian banyak wanita, hanya aku yang kau berikan hadiah? Motifmu apa??”
Seharusnya
aku menghindar!
Seharusnya
aku marah!
aku memang
lebih tau darimu, tapi aku belum lebih paham.
Karena...
Ternyata,
aku menerimanya..
Ternyata,
karenanya aku senang..
Ternyata,
kita tambah dekat..
Ternyata...............
Bayangkan!
Bagaimana
mungkin aku melangkah untuk berbuat baik dalam menyampaikan Islam yang
kupelajari, sedangkan ada benda milikmu yang ku simpan yang jika ku
memandangnya teringat akan dirimu??
aku bergolak
dengan pikiranku.
Sudah
terlalu jauh kita melangkah.
Ya Rabb,
ampunilah kami. Melampaui batas dalam berinteraksi
It is
enough!!
Ku
kembalikan hadiahmu...
Ini, ku
balikin!!
Stop!
Kalo mo
balik lagi ke aku, tunggu saat kau siap untuk melamarku:D
Jika tidak,
jangan coba dekatin aku dengan rayuanmu.
enyahlah kau
dengan semua paham gombalisme-mu!!
enyahlah
aku seperti
mutiara di dasar laut.
hanya tempat
yang dalam aku berada dan terlindung dengan apik
hanya orang
dengan kemampuan handal yang bisa mengambilku.
hanya orang
tertentu yang bisa mendapatkanku.
aku seperti
mutiara di dasar laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar