Senin, 09 Juni 2014

Pacaran "Islami"

Awalnya kita berdua sudah temenan lamaaa...

Dan setelah itu, secara abstrak kita memberi nama lain hubungan ini, TTM!

Haha, mungkin iblis tertawa berbahak!!

 

Aku sadar....

hubungan kita sudah terlalu jauh, setelah ku pelajari Islam. Ku putuskan Hubungan tanpa status ini.

Aku mulai mengkaji Islam lebih dalam.

Oke, dengan berat kau menerima keputusan bahwa loe, gue, end!!

 

Lama, tidak terdengar kabarmu.

Kemudian kau datang dengan dirimu yang sudah berubah!

Ya, kau juga berubah seperti rubah berbulu domba!!

Karena kau mendekatiku dengan cara lain. Dengan... cara yang lebih “Islami”

 

Ah kamu..

 

Kalo laki-laki kebanyakan, ketika sms pacarnya mereka sebut kata sayang ke cewek mereka dengan sebutan: Mami, Bunda.. dll

Tapi kamu, menyebutku dengan sebutan “Umi”

Eh, emangnya aku Ibumu apa?

Sori gak mempan!

 

Lalu, kau tak menyerah, kau pun bertanya, eh lebih tepatnya pura-pura bertanya tentang Islam dan lain-lain menyangkut Islam. Supaya lebih deket! ehm

pun, Nanyain: "udah sholat belum....?" " bangun, saatx Tahajud" dll.

Sory, gak mempan juga!

 Walau, sedikit membuat pertahananku agak rapuh. Daan, ternyata aku masih menyimpan rasa itu.

 

Tapi lagi-lagi kau tak menyerah. Kau memberikanku sebuah hadiah!!

Sebuah bingkisan berisikan Al-qur’an.

Duh Allaaah,, Aku runtuuuuh....

 

Sialnya kau! (sory, kusalahkan dirimu)

Menerobos sistem pertahanan diri ini dengan hadiah!!!

 

Kau tau sekali bahwa selain senyuman dan kata-kata puitis “islami”, kau runtuhkan diri wanita dengan sebuah hadiah. Lalu,  udah gitu, pake dalil lagi!

“memberi hadiah itu sunnah Rasul” ujarmu.

 

Hei, Bukankah aku lebih tau itu daripada kamu?

Bahwa memberi hadiah sunnah, kecuali kalo hadiahnya yang menyangkut jabatan!!

 

Tapi, kau lupa (ato masa bodo?) lengkapnya hadits itu bahwa memberikan hadiah dapat saling menimbulkan rasa cinta??

 

“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”

(HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

 

Seharusnya aku yang “berilmu” ini bertanya:

“kenapa dari sekian banyak wanita, hanya aku yang kau berikan hadiah? Motifmu apa??”

Seharusnya aku menghindar!

Seharusnya aku marah!

 

aku memang lebih tau darimu, tapi aku belum lebih paham.

Karena...

Ternyata, aku menerimanya..

Ternyata, karenanya aku senang..

Ternyata, kita tambah dekat..

Ternyata...............

 

Bayangkan!

Bagaimana mungkin aku melangkah untuk berbuat baik dalam menyampaikan Islam yang kupelajari, sedangkan ada benda milikmu yang ku simpan yang jika ku memandangnya teringat akan dirimu??

 

 

aku bergolak dengan pikiranku.

Sudah terlalu jauh kita melangkah.

Ya Rabb, ampunilah kami. Melampaui batas dalam berinteraksi

 

It is enough!!

Ku kembalikan hadiahmu...

Ini, ku balikin!!

 

Stop!

Kalo mo balik lagi ke aku, tunggu saat kau siap untuk melamarku:D

Jika tidak, jangan coba dekatin aku dengan rayuanmu.

enyahlah kau dengan semua paham gombalisme-mu!!

enyahlah

 

 

aku seperti mutiara di dasar laut.

 

hanya tempat yang dalam aku berada dan terlindung dengan apik

hanya orang dengan kemampuan handal yang bisa mengambilku.

hanya orang tertentu yang bisa mendapatkanku.

 


aku seperti mutiara di dasar laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar