Mutiara
Pengusir Serdadu
Mutiara
bening berseluncur dengan liarnya
Menyusuri
halusnya permukaan epidermis dengan pigmen yang mendekati sempurna
Membuatnya
berkilat bak sembilu usai beradu dengan asahan
Deru
nafas berebut kelar melalui tenggorokan
Menuju
hidung dan mulut
Seakan
tak mau mengantri
Dan
sesekali helaan nafas panjang yang disusul sesaknya tarikan panjang
Sedikit
melegakan dada yang berjubel
Akibat
anak pinak warna bak spidol kehidupan yang sedang ia jalani
Sekaan
jari jemari kecilnya seolah berusaha meraup mutiada demi mutiara bening
Berharap
tak terlewatkan berang sebutir
Mengisyaratkan
untuk segera menyudahi petualangan perseluncuran itu
Namun
perang batin antara fikiran, hati dan perasaan yang sedang beradu sengit
Malam
itu seakan tak memperdulikan isyarat halus itu
Entah
apa yang akan terjadi pada sepasang indra penglihatannya itu esok hari
Akankah
menjadi gundukan pucat ?
Atau
bahkan gunungan daging yang dipenuhi tirta bening yang menggelayut
Hingga
membentuk sepasang dua sejoli bak keturunan Chines
Tak
terlihat sisi mana kedudukan karunia yang paling berharga untuk mensyukri
setiap karunia nikmat-Nya
Biarlah.........
Mungkin
ia melakukannya semata-mata ntuk menghibur diri
Mencoba
mengusir gusuran duka dan meratakan serta mencampuadukkan warna-warni itu
Supaya
terlihat mana warna yang indah namun tetap dapat bertahan
Akibat
serangan angin yang menyerbu senagn segala serdadunya
Biarlah
mutiara bening menjadi pengusir serdadu..