Rabu, 01 Oktober 2014

Tetes bening di sudut matahari



Mutiara Pengusir Serdadu

Mutiara bening berseluncur dengan liarnya
Menyusuri halusnya permukaan epidermis dengan pigmen yang mendekati sempurna
Membuatnya berkilat bak sembilu usai beradu dengan asahan
Deru nafas berebut kelar melalui tenggorokan
Menuju hidung dan mulut
Seakan tak mau mengantri
Dan sesekali helaan nafas panjang yang disusul sesaknya tarikan panjang
Sedikit melegakan dada yang berjubel
Akibat anak pinak warna bak spidol kehidupan yang sedang ia jalani
Sekaan jari jemari kecilnya seolah berusaha meraup mutiada demi mutiara bening
Berharap tak terlewatkan berang sebutir
Mengisyaratkan untuk segera menyudahi petualangan perseluncuran itu
Namun perang batin antara fikiran, hati dan perasaan yang sedang beradu sengit
Malam itu seakan tak memperdulikan isyarat halus itu
Entah apa yang akan terjadi pada sepasang indra penglihatannya itu esok hari
Akankah menjadi gundukan pucat ?
Atau bahkan gunungan daging yang dipenuhi tirta bening yang menggelayut
Hingga membentuk sepasang dua sejoli bak keturunan Chines
Tak terlihat sisi mana kedudukan karunia yang paling berharga untuk mensyukri setiap karunia nikmat-Nya
Biarlah.........
Mungkin ia melakukannya semata-mata ntuk menghibur diri
Mencoba mengusir gusuran duka dan meratakan serta mencampuadukkan warna-warni itu
Supaya terlihat mana warna yang indah namun tetap dapat bertahan
Akibat serangan angin yang menyerbu senagn segala serdadunya
Biarlah mutiara bening menjadi pengusir serdadu..

Pemuda dan Bela Negara

Bela Negara (apa katanya ?)
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan ini merupakan tanggung jawab moral yang diemban generasi muda penerus bangsa. Dalam perjalanan memikul tanggung jawabnya generasi muda dihadapkan pada tantangan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan pada orang tua dan guru, kecanduan narkoba, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan sejumlah masalah lainnya.
            Potret generasi muda : merokok bukan hanya milik laki-laki tatapi perempuan pun menjadi penikmatnya. Dari sinilah dikhawatirkan awal mereka terjerumus narkoba. Karena merokok merupakan pintu masuk yang potensial untuk menjadi penikmat narkoba.
            Tawuran yang dilakukan pelajar sudah merupakan berita dan fenomena yang biasa kita dengar. Berkaitan dengan hal yang dirasa perlu diupayakan pembinaan terhadap mereka. Tawuran merupakan aksi protes dan meluapnya energi negatif anak muda yang memerlukan penyaluran positif. Pendidikan nilai, budi pekerti dan agama harus ditanamkan untuk landasan perilaku mereka. Dengan tawuran dikhawatirkan akan menjadikan mereka generasi brutal yang menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan dan tidak lagi peduli dengan lingkungan.
            Kondisi generasi muda sekarang sungguh lembek dan mengkhawatirkan. Ibarat manusia yang kekurangan gizi, tampak kerdil, rentan, dan rapuh. Terkesan imferior tampak terkendala oleh ketidakberdayaan total inilah potret generasi muda diera globalisali. Hal ini sungguh sangat menyedihkan, akan dibawa kemana bangsa ini dikemudian hari apabila generasi muda yang menjadi penerus tongkat estafet bangsa ini demikian gambarnya.
            Generasi Indonesia bersikap apolis, pragmatis dan optimis. Umumnya generasi muda kurang peduli terhadap persoalan lingkungan sosialnya, berfikir instan dan sempit, ingin berhasil tanpa bekerja keras, tidak peduli terhadap masa depan dan hanya berfikir untuk saat ini saja. Generasi muda ingin menunjukkan identitasnya. Mereka tidak mau dikekang mereka ingin diakui keberadaannya. Mereka ingin menunjukkan paradigma baru bahwa mereka independen dalam segala bedang. Secara alamiah generasi muda terpengaruh situasi dan kondisi seperti dalam era globalisasi. Mereka terpengaruh dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh arus informasi. Dampak negatif arud informasi ini adalah sesuatu yang seharusnya belum waktunya diterima generasi muda tetapi diterima tanpa disaring terlebih dahulu dan generasi menerima begitu saja.
            Lalu bagaimana peran generasi muda untuk keutuhan bangsa dan negara ini ? apa peran positif yang telah disumbangkan untuk negeri ini ? masih adakah rasa nasionalisme dan kesadaran bela negara dihati generasi muda sekarang ?
            Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara. Saat ini kita sudah jenuh dan muak melihat, mendengar, dan membaca diberbagai media tentang tawuran antar pelajar yang semakin memprihatinkan.
            Kini nasionalisme dipertanyakan, melihat kenyataan yang dilakukan banyak generasi muda kita. Contoh yang tidak jauh seperti sikap generasi muda yang lebih menyukai gaya hidup, fashoin dan pergaulan ala barat dibanding mereka memakai dan bersikap sesuai dengan kebudayaan asli Indonesia. Seperti cara berpakaian, mereka lebih dan akan bangga memakai pakaian dengan merk luar negeri dibanding mereka memakai batik yang merupakan budaya dan produksi dalam negeri. Mereka bangga menggunakan bahasa asing dan lupa bahasa daerahnya sendiri, mereka bangga menyanyikan lagu-lagu asing dan tidak tahu lagu daerah, lagu nasional dan lagu kebangsaannya. Dengan kondisi seperti ini sangatlah pantas apabila banyak budaya kita yang diakui oleh negara lain karena kita sebagai pemiliknya sudah tidak peduli lagi.
Kalau dahulu pada masa penjajahan, nasionalisme ditunjukkan dengan mengangkat senjata untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, tetapi sekarang nasionalisme dan bela negara bukan lagi ditunjukkan dengan mengangkat senjata tetapi dengan mengisi kemerdekaan ini dengan penuh rasa cinta terhadap negeri kita Indonesia dan bertanggung jawab atas kehidupan dan masa depan bangsa.
Kesadaran bela negara hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus hingga yang paling keras. Mulai hubungan baik sesama warga nagara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup didalamnya adalah bersiakap dan berbuat yang berbaik bagi bangsa dan negara.
Dalam Wikipedia dikatakan bahwa definisi Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Jadi jelas bahwa bela negara bukanlah sesempit kegiatan militer saja, namun mencakup semua tindakan yang mencerminkan kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia.
Lalu apa saja unsur-unsur bela negara itu ? diantaranya adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai deologa negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, memiliki kemampuan awal bela negara. Dan contohnya adalah dengan melestarikan budaya, belajar dengan rajin dan taat akan hukum dan aturan.

Tuhan, Izinkan Aku Pacaran

Raihlah Cinta-cinta Baru Dalam Catatan Sejarah Cinta !

Ada kata dalam satu cintaku
Saat aku bergelora dalam menerjemahkan maknanya
Disaat cinta itu datang dan waktu belum lah tepat
Lelah mata ini manahan
Menahan apa saja yang syahwat anggap enak

Ada kata dalam satu cintaku
Saat aku kembali menangis menatap mereka
Disaat cinta itu hadir sementara jiwa masih berontak
Lelah hati ini menahan keinginan
Menginginkan apa saja yang dianggap syahwat baik

Ada kata dalam satu cintaku
Saat aku ingin menuntut kesucian cinta
Sementara kesabaran masih terus kugigit
Karena cinta terus mendekatiku
Sungguh banyak pujian keindahan terlayangkan
Sementara aku tidak tahu apakah itu zina hati atau memang pujian

Ada kata dalam satu cintaku
Saat dirinya hadir menyindir dalam kesendirian
Saat hanya perasaan yang berbicara
Melihat wajahnya adalah bias yang harus kutangguhkan
Lalu jiwapun melangla dunia sekerasnya

Ada kata dalam satu cintaku
Saat diriku memuja dan memuji kebesaran Allah
Lalu tertulis pula sebuah kata cinta
Memasuki kamar hati yang kosong
Dan akupun ikhlas mencadari wajahku

Ada kata dalam satu Cintaku
Saat cinta harus kusujudkan diatas sajadah
Bersama linangan air mata
Dan akhirnya hanya Allah tempat meminta
Dan ter-lafadz-lah kata-kata cinta

Ada kata dalam satu cintaku
Saat hatiku bergelora lebat
Dan akupun bahagia, walau sesekali menangis

Ada kata dalam satu cintaku
Dan ada satu cintaku yang berkata-kata indah
Melalui kata-kata ini, aku persembahkan untuk siapapun kamu
Yang kelak akan menjadi pendamping hidupku
Yang belum kutahu dan kurasakan dimana jejakmu
Namun begitu dekat kudapati kau hadir disisiku

Ada kata dalam satu Cintaku
Allah bersamaku

... Tuhan, Izinkan Aku Pacaran ...

Mengapa Kita Berdakwah ? (Da'iyah)

1. karena mengingat besarnya pahala bagi seorang daiyah yang menyeru kepada Allah
besarnya pahala bagi seorang daiyah yang menyeru kepada Allah telah disebutkan dalam banyak dalik :
- seorang daiyah adalah manusia yang perkataannya paling baik. Allah berfirman dalam surat Al-Fushshilat (41) : 33
  

"Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?"

- seorang daiyah akan mendapat pahala semisal dengan orang yang mengamalkan dakwahnya. Dari Ibnu Mas'ud dia berkata, Rosululloh bersabda :
  "Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan maka dia akan mendapat pahala yang sama sebagaimana orang yang mengerjakan kebaikan tersebut." (HR. Muslim)
- pahala seorang daiyah akan senantiasa mengalir setelah kematiannya. Dari Abu Hurairah, bahwa Rosululloh bersabda :
  "Jika manusia meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang senantiasa mendo'akannya." (HR. Muslim)

2. Melaksanakan titah dari Rosululloh, "sampaikanlah dariku walaupun satu ayat"
"Katakanlah: "Inilah jalan
(agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang
yang musyrik". (Yusuf (12) : 108)





3. Agar kamu memiliki argumen didepan Allah pada hari kiamat nanti.


"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di
antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan
membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat keras?"
mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab)
kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa."








[580] Alasan mereka itu ialah bahwa
mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan.



(QS. Al-A'raf (7) : 164)

4. Mencari keselamatan didunia dan akhirat.


"Dan peliharalah dirimu dari pada
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfal (8) :25)





5. Agar dirimu dan masyarakatmu menjadi baik.

6. Ahli kebathilan telah mencurahkan seluruh kemampuan mereka dan mempromosikan tujuan-tujuan mereka. maka ahli kebenaran lebih layak untuk mencurahkan seluruh kemampuannya.
"Janganlah
kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita
kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka
harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (An-Nisa (4) : 104)


7. Agar manusia dapat mendengar kebenaran, hingga kebenaran tidak dianggap sebagai kebathilan dan kebathilan tidak dianggap sebagai kebenaran akibat kita berdiam.
"Katakanlah: "Taat kepada Allah
dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban
Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian
adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang" (An-Nur (24) : 54)


8. Mendapat mentalias yang kuat dan daya intelektualitas yang kokoh.
"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan." (Hud (11) : 117)




9. jangan merasa lemah hingga malu untuk berdakwah pada agama ini.
10. Karena tebiat manusia dia akan mengajak manusia lainya pada apa yang diimaninya.

Senin, 09 Juni 2014

Profil Ma’had Al-Jami’ah STAIN Curup



Ma'had Al-Jami'ah adalah sebuah tempat, dimana saya tinggal untk sementara waktu, dalam perjalanan hidup saya untuk menuntut ilmu. (emang ilmu punya salah apa yaak, kok pake dituntut segala ?)
ukee,, selamat membaca..



 
Sejarah telah mengabarkan bahwa, tidak sedikit keberadaan ma’had telah mampu memberikan sumbangan besar pada hajat besar bangsa ini melalui alumninya. Dengan demikian, keberadaan ma’had dalam komunitas tinggi Islam merupakan keniscayaan yang akan menjadi pilar penting dari sebuah bangunan akademik.
Beranjak dari pengertian tersebut, sangatlah tepat jika STAIN Curup memandang bahwa kebaradaan ma’had sangat urgen untuk direalisasikan dengan program kerja dan semua kegiatannya berjalan secara integral dan sistematis dengan mempertimbangkan program-program yang sinergis dengan visi dan misi STAIN Curup.
Seiring dengan pergantian pimpinan STAIN Curup, keberadaan asrama mendapat perhatian langsung yang penuh dari Ketua STAIN Curup (periode 2003-2007) Bapak Drs. Abd. Hamid As’ad, M. Pd. I. Menyadari keterbatasan sarana yang ada, kurangnya perhatian pimpinan terhadap pengelolaan asrama, pada hal disisi lain asrama menjadi daya tarik yang kuat bagi calon mahasiswa yang berasal dari luar kota Curup dan dianggap sangat efektif membina mahasiswa untuk mewujudkan visi misi STAIN Curup, munculah gagasan dari beliau untuk meningatkan status asrama menjadi “Ma’had al-Jami’ah semacam pesantren perguruan tinggi.
Gagasan itu dimulai dengan melakukan study banding pada tahun 2004 ke Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aliy yang ada di UIN Malang sangat sukses dengan program Ma’hadnya. Kemudian ditahun 2005 mulai dianggarkan pembangunan gedung ma’had sebagai sarana tempat mondok (asrama) yang layak dan nyaman untuk para santri. Lokasi gedung ini tepat dibelakang asrama lama (lokal 8,9, dan 10). Setelah selesai proses pembangunannya, gedung tersebut mulai ditempati pada pertengahan tahun 2006. Selanjutnya tahun 2010 STAIN Curup dibawah pimpinan Ketua Dr. H. Budi Kisworo, M. Ag merenofasi ruang belajar yang dahulunya merupakan tempat asrama lama. Renovasi bangunan tersebut menghasilkan gedung bertingkat dua dengan dwi fungsi, yaitu ruang bawah dijadikan sebagai asrama putri dan ruang atas berfungsi sebagai lokal belajar. Dengan sarana asrama yang ada sekarang, Ma’had STAIN Curup yang dulunya bernama Ma’had ‘Aliy bisa menampung 200 santri.
Dengan visi “Menjadi pusat peningkatan kualitas Aqidah dan akhlak, pendalaman spiritual dan amal ibadah, penguasaan al-Qur’an, pengembangan ilmu keislaman.” Adapun misinya antara lain :
a.       Mengantarkan santri memiliki aqidah yang kuat, kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, dan ketekunan beribadah.
b.      Menanamkan kecintaan membaca,mengkaji dan, menghafal al-Qur’an.
c.       Memberikan keterampilan berbahasa Arab dan penguasaan ilmu keislaman.      
Serta motto Ma’had al-Jami’ah STAIN Curup yaitu “Ilmu, Iman dan Amal”. Dengan tujuan menciptakan suasana kondusif bagi pengembangan kepribadian mahasiswa (santri) yang memiliki kemantapan aqidah dan ibadah, keagungan akhlaq karimah, mengembangkan kegiatan keagamaan, mengembangkan penguasaan bahasa Arab, dan melahirkan para penghafal al-Qur’an, maka ma’had di STAIN Curup menyelenggarakan program khusus yang dilaksanakan ba’da mahgrib sampai waktu isya’ tiba.
Pengelolaan ma’had al-Jami’ah STAIN Curup dilaksanakan dengan sebuah sistem organisasi yang ditetapkan oleh Ketua STAIN Curup yang secara struktural dan terdiri dari pelindung dan penanggung jawab yaitu Ketua STAIN Curup, penyantun yaitu para pembantu Ketua STAIN Curup, Mudir yaotu dosen STAIN Curup yang dipilih dan ditetapkan Ketua STAIN Curup sebagai pelaksana harian yang memanage dan mengorganisasikan Ma’had secara keseluruhan. Dewan pengelola, dewan pembina yaitu seseorang yang ditunjuk untuk membina dan membimbing para santri secara langsung dalam aktivitas ritual dan akademik para santri, Musyrif/musyrifah yaitu santri senior yang memiliki kedudukan untuk membantu murabbiy/yah dalam pengontrolan pengawasan dan memberikan bimbingan kepada santri, dan yang terakhir yaitu santri.

Pacaran "Islami"

Awalnya kita berdua sudah temenan lamaaa...

Dan setelah itu, secara abstrak kita memberi nama lain hubungan ini, TTM!

Haha, mungkin iblis tertawa berbahak!!

 

Aku sadar....

hubungan kita sudah terlalu jauh, setelah ku pelajari Islam. Ku putuskan Hubungan tanpa status ini.

Aku mulai mengkaji Islam lebih dalam.

Oke, dengan berat kau menerima keputusan bahwa loe, gue, end!!

 

Lama, tidak terdengar kabarmu.

Kemudian kau datang dengan dirimu yang sudah berubah!

Ya, kau juga berubah seperti rubah berbulu domba!!

Karena kau mendekatiku dengan cara lain. Dengan... cara yang lebih “Islami”

 

Ah kamu..

 

Kalo laki-laki kebanyakan, ketika sms pacarnya mereka sebut kata sayang ke cewek mereka dengan sebutan: Mami, Bunda.. dll

Tapi kamu, menyebutku dengan sebutan “Umi”

Eh, emangnya aku Ibumu apa?

Sori gak mempan!

 

Lalu, kau tak menyerah, kau pun bertanya, eh lebih tepatnya pura-pura bertanya tentang Islam dan lain-lain menyangkut Islam. Supaya lebih deket! ehm

pun, Nanyain: "udah sholat belum....?" " bangun, saatx Tahajud" dll.

Sory, gak mempan juga!

 Walau, sedikit membuat pertahananku agak rapuh. Daan, ternyata aku masih menyimpan rasa itu.

 

Tapi lagi-lagi kau tak menyerah. Kau memberikanku sebuah hadiah!!

Sebuah bingkisan berisikan Al-qur’an.

Duh Allaaah,, Aku runtuuuuh....

 

Sialnya kau! (sory, kusalahkan dirimu)

Menerobos sistem pertahanan diri ini dengan hadiah!!!

 

Kau tau sekali bahwa selain senyuman dan kata-kata puitis “islami”, kau runtuhkan diri wanita dengan sebuah hadiah. Lalu,  udah gitu, pake dalil lagi!

“memberi hadiah itu sunnah Rasul” ujarmu.

 

Hei, Bukankah aku lebih tau itu daripada kamu?

Bahwa memberi hadiah sunnah, kecuali kalo hadiahnya yang menyangkut jabatan!!

 

Tapi, kau lupa (ato masa bodo?) lengkapnya hadits itu bahwa memberikan hadiah dapat saling menimbulkan rasa cinta??

 

“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”

(HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

 

Seharusnya aku yang “berilmu” ini bertanya:

“kenapa dari sekian banyak wanita, hanya aku yang kau berikan hadiah? Motifmu apa??”

Seharusnya aku menghindar!

Seharusnya aku marah!

 

aku memang lebih tau darimu, tapi aku belum lebih paham.

Karena...

Ternyata, aku menerimanya..

Ternyata, karenanya aku senang..

Ternyata, kita tambah dekat..

Ternyata...............

 

Bayangkan!

Bagaimana mungkin aku melangkah untuk berbuat baik dalam menyampaikan Islam yang kupelajari, sedangkan ada benda milikmu yang ku simpan yang jika ku memandangnya teringat akan dirimu??

 

 

aku bergolak dengan pikiranku.

Sudah terlalu jauh kita melangkah.

Ya Rabb, ampunilah kami. Melampaui batas dalam berinteraksi

 

It is enough!!

Ku kembalikan hadiahmu...

Ini, ku balikin!!

 

Stop!

Kalo mo balik lagi ke aku, tunggu saat kau siap untuk melamarku:D

Jika tidak, jangan coba dekatin aku dengan rayuanmu.

enyahlah kau dengan semua paham gombalisme-mu!!

enyahlah

 

 

aku seperti mutiara di dasar laut.

 

hanya tempat yang dalam aku berada dan terlindung dengan apik

hanya orang dengan kemampuan handal yang bisa mengambilku.

hanya orang tertentu yang bisa mendapatkanku.

 


aku seperti mutiara di dasar laut.